SEMESTER 1
BAB III: Iman kepada Nabi dan Rasul
BAB III: Iman kepada Nabi dan Rasul
Sifat-sifat Wajib
a) Siddiq: Benar di dalam tutur kata dan tingkah laku.
b) Amanah: Wajib menunaikan amanah yang dipertanggungjawabkan kepadanya, dapat dipercaya.
c) Tabligh: Wajib menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada seluruh manusia tanpa disembunyikan.
d) Fatanah: Cerdik, pintar, bijaksana.
Sifat-sifat Mustahil
a) Kizib: Dusta.
b) Khianat: Curang, menipu.
c) Kitman: Menyembunyikan wahyu.
d) Baladah: Bodoh.
Tanda-tanda Beriman kepada para Rasul dan Nabi Allah SWT:
1) Mempercayai bahwa rasul/nabi adalah manusia-manusia pilihan Allah yang diutus untuk menyampaikan wahyu Allah.
2) Mempercayai bahwa para rasul wajib memiliki sifat yang terpuji (lihat sifat-sifat wajib), juga
memiliki sifat jaiz (manusiawi, misalnya butuh makan, minum, dan
istirahat), dan mustahil bersifat tercela (lihat sifat-sifat mustahil).
3)
Memperayai bahwa diantara para nabi dan rasul ada 5 orang yang termasuk
ulul azmi, yang mempunyai kesabaran dan ketabahan yang luar biasa. Yang
termasuk ulul azmi ialah Nabi Muhammad SAW, Ibrahim AS, Musa AS, Isa
AS, dan Nuh AS.
4)
Mempercayai bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup seluruh nabi dan
rasul yang bertugas menyempurnakan ajaran rasul-rasul sebelumnya.
Contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT:
1) Mentaati risalah.
2) Melaksanakan seruan Rasulullah untuk beribadah hanya kepada Allah.
3) Rajin bekerja mencari rezeki yang halal.
4) Mempunyai sikap tolong-menolong dalam kebaikan dan menjauhi sifat aniaya (terutama terhadap sesama muslim).
5) Melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas hidup ke arah yang lebih baik.
SEMESTER 2
SEMESTER 2
AR-RUM 41-42: Tentang Larangan Berbuat Kerusakan Di Bumi
Terjemahan Ayat:
“Telah
tampak kerusakan di darat dan di laut, disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akhirat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”
(41)
Katakanlah:
“Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang
yang mempersekutukan (Allah)” (42)
Kesimpulan isi kandungan:
· Penegasan
Allah bahwa berbagai kerusakan yang terjadi di daratan dan di lautan
adalah akibat ulah atau perbuatan manusia. Hal tersebut hendaknya
disadari oleh umat manusia dan karenanya umat manusia harus segera
menghentikan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan timbulnya kerusakan di
daratan dan di lautan (termasuk angkasa raya) dan menggantinya dengan
perbuatan baik dan bermanfaat untuk kelestarian alam (lingkungan hidup)
· Suruhan
untuk mempelajari sejarah umat-umat terdahulu. Berbagai bencana yang
menimpa umat-umat terdahulu adalah disebabkan kemusyrikan mereka, mereka
tidak mau menghambakan diri kepada Allah SWT. Mereka justru
menghambakan dirinya kepada selain Allah (hawa nafsu setan).
AL-A’RAF 56-58: Tentang Larangan Berbuat Kerusakan Di Bumi
Terjemahan Ayat:
“Dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepadanya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (56)
“Dan
dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahma Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan
hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai
macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang
telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (57)
Dan
tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah
yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah
kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami)bagi orang-orang yang
bersyukur.” (58)
Kesimpulan isi kandungan:
· Larangan
Allah SWT kepada manusia untuk berbuat kerusakan di muka bumi. Suruhan
berdoa agar umat manusia tidak menjadi kaum perusak. Sebaliknya, dengan
doa itu agar mereka menjadi golongan yang mushinin, yaitu golongan yang
berbuat kebaikan-kebaikan.
· Allah
SWT adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang menghembuskan angin, menggiring
awan, dan menurunkan hujan di berbagai tempat yang dikehendaki-Nya
seperti di daerah tandus. Air hujan yang diturunkan itu menyebabkan
tanah yang tandus menjadi subur, tempat tumbuhnya berbagai jenis tanaman
yang bermanfaat. Allah SWT berkuasa menghidupkan orang-orang yang telah
mati.
· Penegasan
Allah SWT bahwa di atas tanah yang subur, akan tumbuh berbagai macam
tamanan dengan baik. Sebaliknya, di atas tanah yang tandus tanaman tidak
akan tumbuh dengan baik. Orang-orang yang bersyukur akan menyadari
bahwa hal ini merupakan tanda kebesaran Allah SWT.
SAD 27: Tentang Keburukan Kaum Yang Berbuat Kerusakan Di Bumi
Terjemahan ayat:
“Dan
kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya tanpa hikmah. Yang demikian adalah anggapan orang-orang kafir,
maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.”
(27)
Kesimpulan isi kandungan:
· Penegasan
Allah SWT bahwa langit, bumi, dan segala isinya sengaja diciptakan-Nya
untuk kemanfaatan seluruh makhluk hidup, khususnya umat manusia. Tidak
ada satu pun yang diciptakan Allah tanpa hikmah. Hal ini diyakini
kebenarannya oleh orang beriman dan diingkari oleh orang kafir. Karena
itulah Allah menempatkan orang kafir di neraka dan orang beriman di
surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar